Monday, 27 July 2015

MAKALAH PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN
Tentang
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan
                                                                                                                                                       


Description: scan0001














Disusun Oleh:
Kelompok : 6
1.      Andriadi
2.      Edo Nugraha
3.      Jafrian Cahyupa
4.      Mahyudi
5.      Putra Jeki Akbar
6.      Werizal Gufron


  

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP-PGSD WIDYASWARA INDONESIA
TA-2012/2013


BAB 1
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pesatnya perkembangan lingkungan lokal, regional, dan internasional saat ini berimplikasi terhadap penanganan penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan yang ada. Berkaitan dengan perkembangan tersebut, kebutuhan untuk memenuhi tuntutan meningkatkan mutu pendidikan sangat mendesak terutama dengan ketatnya kompetitif antar bangsa di dunia dalam saaat ini. Sehubungan dengan hal ini, paling sedikit ada tiga fokus utama yang perlu diatasi dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, yaitu: (i) upaya peningkatan mutu pendidikan; (ii) relevansi yang tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan, dan (iii) tata kelola pendidikan yang kuat. Depdiknas menempatkan ketiga hal tersebut dalam rencana strategis pembangunan pendidikan nasional tahun 2004-2009, namun disadari bahwa ketiganya tetap mendesak dan relevan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional pada waktu yang akan datang.
Atas dasar itu, Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan (Puslitjaknov) Balitbang Depdiknas dalam simposium nasional hasil penelitian pendidikan pada tahun 2009 mengangkat peningkatan mutu pendidikan, relevansi, dan penguatan tata kelola sebagai tema.
Simposium nasional penelitian dan inovasi pendidikan tahun 2009 merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Puslitjaknov Balitbang Depdiknas sebagai wahana dan wadah untuk menjaring informasi hasil penelitian, pengembangan, dan gagasan inovatif yang bermanfaat dalam memberikan bahan masukan bagi pengambilan kebijakan pendidikan nasional. Kata inovasi seringkali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dapat dikategorikan sebagai inovasi. Rogers (1983 : 11) memberikan batasan yang dimaksud dengan inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau objek benda yang dipandang baru oleh seseorang atau kelompok adopter lain. Kata "baru" bersifat sangat relatif, bisa karena seseorang baru mengetahui, atau bisa juga karena baru mau menerima meskipun sudah lama tahu.





B.  Tujuan Penulisan
1.    Menambah pengetahuan tentang ilmu Pendidikan di Indonesia
2.    Merubah pola pikir dan cara pandang hidup dalam masyarakat
3.    Mengembangkan potensi akademik yang di milki oleh penulis
4.    Mengetahui tingkat pendidikan yang ada di Indonesia

C.  Manfaat
1.    Dapat menambah wawasan tentang pendidikan global
2.    Dapat meningkatkan pengetahuan ilmu pendidikan yang ada di Indonesia
3.    Meningkatkan dan mengembangkan kualitas pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar 
4.    Mengetahui peran pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat






















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Inovasi Pendidikan
(Mahmud Sani, 2009:160). Inovasi Pendidikan adalah suatu pembaharuan dalam pendidikan baik menyangkut ide, praktek, metode atau obyek dan secara kualitatif berbeda dari hal-hal yang ada sebelumnya dan sengaja di usahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan pendidikan dan memecahkan masalah pendidikan.

B.   Pentingnya Inovasi Pendidikan
Karena pendidikan di laksanakan oleh manusia sejak lahir dan terus mengalami perubahan dan perkembangan, sehingga beberapa sumber mengemukakan hal-hal yang memaksa adanya inovasi pendidikan yaitu :     
1.    Besarnya Eksplorasi penduduk
2.    Melonjaknya aspirasi di kalangan rakyat luas, yang menambah makin berat dan mendesaknya tekanan keperluan penduduk yang lebih banyak dan lebih baik.
3.    Kurangnya sumber
4.    Kelemahan Sistem
5.    Belum mekarnya alat organisasi yang efektif
Sedangkan tujuan dari inovasi pendidikan, yaitu :
1.    Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang di hasilkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.    Mengusahakan terselengaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah, bagi setiap warga negara.

C.   Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan
Lembaga pendidikan formal atau sekolah sebagai suatu subsistem dari sistem sosial saling mempengaruhi dengan sistem sosial tersebut. Jika terjadi perubahan dalam sistem sosial maka terjadi pula perubahan dalam lembaga pendidikan. Sebagai contoh bila dalam masyarakat dibutuhkan seorang ahli atau orang yang mempunyai keterampilan dalam bidang komputer, maka lembaga pendidikan akan mengadakan program pendidikan dalam bidang komputer. Jadi jelaslah bahwa hubungan antara lembaga pendidikan sangat erat dengan sistem sosial.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam lembaga pendidikan formal seperti sekolah dapat diciptakan inovasi-inovasi baru dalam setiap komponennya. Inovasi ini harus disebarkan agar terjadi perubahan sosial. Usaha penyebaran inovasi ini bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan. Ada kalanya inovasi cepat diterima oleh masyarakat, terkadang sulit untuk diterima. Oleh karena itu keberhasilan suatu inovasi ditentukan oleh banyak faktor. Di bawah ini merupakan enam faktor utama penghambat inovasi yang dikemukakan oleh Ibrahim, antara lain.
1.    Estimasi tidak tepat terhadap inovasi
Hambatan yang disebabkan oleh tidak tepatnya perencanaan atau estimasi dalam proses difusi inovasi antara lain, tidak tepat dalam mempertimbangkan implementasi inovasi, kurang adanya kerja sama antarpelaksana inovasi, tidak adanya persamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai, tidak jelas struktur pengambilan keputusan, komunikasi yang tidak lancar, adanya tekanan dari pemerintah untuk mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang sangat singkat.
Oleh karena itu para pelaksana inovasi agar benar-benar merencanakan dan mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi pada tempat yang menjadi sasaran inovasi.
2.    Konflik dan motivasi
Hambatan ini diakibatkan karena adanya masalah-masalah pribadi, seperti  adanya pertentangan antaranggota tim, adanya rasa iri antara anggota yang satu dengan yang lain, ada anggota tim yang tidak semangat kerja, pimpinan yang terlalu kaku dan berpandangan sempit, kurang adanya penguatan atau hadiah terhadap anggota yang melaksanakan tugas dengan baik.
3.    Inovasi tidak berkembang
Inovasi tidak berkembang karena hal-hal seperti, lambatnya material yang diterima, alokasi dana yang tidak tepat, terjadi inflasi, pergantian pengurus  yang terlalu cepat sehingga mengganggu kontinuitas tugas.
4.    Masalah keuangan
Termasuk dalam hambatan keuangan yaitu tidak memadainya dana dari pemerintah daerah atau pemerintah pusat, kondisi perekonomian secara nasional dan penundaan penyampaian dana. Oleh karena itu dituntut kemampuan untuk mencari sumber-sumber dana lain yang akan digunakan untuk pembiayaan pelaksanaan inovasi.


5.    Penolakan inovasi dari kelompok tertentu
Penolakan inovasi yang dimaksud bukan penolakan karena kurang dana atau masalah personalia, tetapi penolakan masuknya inovasi karena beberapa faktor berikut, yaitu  adanya pertentangan dalam memandang inovasi, adanya kecurigaan masyarakat akan masuknya inovasi tersebut.
6.    Kurang adanya hubungan social
Faktor terakhir ini terdiri dari dua hal, yaitu hubungan antaranggota kelompok pelaksana inovasi dan hubungan dengan masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya ketidakharmonisan antaranggota proyek inovasi.     
Selain faktor-faktor utama penghambat inovasi tersebut di atas ada faktor lain yang menghambat inovasi dalam bidang pendidikan, faktor tersebut adalah:
a.    Faktor kegiatan pembelajaran
Kegiatan belajar-mengajar adalah suatu kegiatan yang berlangsung selama kegiatan pengajaran terjadi. Dalam kegiatan belajar-mengajar ini terjadi interaksi antara guru dan siswa. Keberhasilan kegiatan belajar-mengajar ditentukan oleh pribadi guru dan pribadi siswa itu sendiri.
Sebagai contoh penggunaan internet sebagai salah satu inovasi pendidikan akan sulit diterapkan bila pribadi guru tidak dapat menerima penggunaan internet tersebut.
b.    Faktor Internal dan Ekternal
Faktor internal yang dimaksud di sini adalah siswa. Siswa mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses penerimaan inovasi pendidikan karena dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang akan dicapai adalah perubahan tingkah laku siswa. Jadi dalam membuat keputusan untuk melaksanakan inovasi dalam bidang pendidikan perlu memperhatikan siswa.
Faktor eksternal yang mempengaruhi proses inovasi pendidikan adalah orang tua siswa. Peran orang tua sebagai pendukung siswa baik moral maupun penyedia dana bagi siswa/anaknya. Bila orang tua tidak memberikan dukungan bagi kegiatan pendidikan anaknya, maka kegiatan pembelajaran akan terhambat, dengan terhambatnya kegiatan pembelajaran ini maka kegiatan inovasi yang telah direncanakan akan terhambat pula.
Faktor  internal  dan eksternal lain yang mempengaruhi proses penerimaan inovasi adalah, guru, administrator, konselor yang terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Ada pula ahli-ahli lain yang terlibat tidak secara langsung dalam kegiatan pembelajaran ini seperti, penilik, pengawas, konsultan dan juga pengusaha yang membantu dalam pengadaan fasilitas sekolah.
c.    Sistem Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia diatur dengan undang-undang yang diatur oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang tersebut diatur tentang kurikulum, jenjang, jam belajar sampai pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Jadi guru dan siswa tidak dapat berbuat semau mereka. Dengan adanya aturan-aturan tersebut tentu saja kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik, akan tetapi dapat saja terjadi bahwa guru atau siswa merasa terkekang dengan adanya aturan tersebut. Guru atau siswa menjadi tidak bergairah untuk belajar, sehingga peran mereka sebagai pendidik dan peserta didik tidak optimal. Siswa tidak mempunyai motivasi untuk menerima pelajaran. Hal ini akan berdampak buruk terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Begitu pula dengan guru yang tidak mempunyai motivasi dalam mengajar, ia datang tidak tepat waktu, memberi materi pelajaran seperlunya saja, membiarkan kelas kosong, merasa apatis terhadap tugas karena tidak diberikan kewenangan secara penuh dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan tugasnya, akan sangat mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Bila kegiatan pembelajaran terganggu maka kegiatan inovasi pun ikut terganggu.
Selain hambatan-hambatan yang telah dijelaskan di atas, dari penelitian dari beberapa  ahli ditemukan beberapa hambatan dalam penyebaran inovasi antara lain:
a.    Hambatan geografi
Indonesia sebagai negara kepulauan tentu saja merupakan tantangan dalam penyebaran inovasi. Hambatan geografis mencakup jarak yang jauh, transportasi yang kurang lancar, daerah yang terisolir, keadaan iklim yang tidak mendukung. Oleh karena itu dalam perencanaan inovasi perlu dipertimbangkan kondisi geografis dan sarana transportasi.

b.    Hambatan sejarah
Hambatan sejarah, meliputi hal-hal  peraturan-peraturan yang diwariskan oleh kolonial, tradisi yang bertentangan dengan inovasi.

c.    Hambatan ekonomi
Hambatan ekonomi meliputi ketersediaannya dana dari pemerintah dan pengaruh adanya inflasi. Dari data hasil penelitian, pelaksanaan inovasi kurang memperhitungkan perencanaan penggunaan dana dan kurang memperhitungkan adanya inflasi.
d.   Hambatan prosedur
Termasuk dalam hambatan prosedur ialah kurang terampilnya tenaga pelaksana inovasi, kurang koordinasi antarbagian pelaksana inovasi, tidak cukup persediaan material yang digunakan.
e.    Hambatan personal
Hal-hal yang menjadi hambatan personal yaitu kurang adanya penguatan (hadiah) bagi penerima dan pemakai inovasi, orang yang memegang peranan penting dalam penyebaran inovasi tidak terbuka, sikap kaku dan pengetahuan yang sempit dari orang-orang yang melaksanakan inovasi serta adanya pertentangan pribadi antarpelaksana proyek inovasi.
f.     Hambatan sosial budaya
Hambatan sosial budaya yang dianggap penting adalah adanya pertentangan ideologi tentang proyek inovasi. Hal lain yang termasuk dalam hambatan sosial budaya yaitu kurang adanya tukar pikiran, perbedaan budaya dan kurang harmonisnya hubungan antara pelaksana proyek inovasi dengan penerima inovasi.
g.    Hambatan Politik
Hambatan politik merupakan peringkat terendah dari berbagai aspek penghambat inovasi. Adapun yang termasuk dalam hambatan politik ialah kurangnya hubungan baik dengan pimpinan politik, adanya pergantian pemerintah sehingga berpengaruh pada kontinuitas inovasi, adanya keberatan dari pemerintah terhadap pelaksanaan inovasi dan kurangnya pengertian dan perhatian dari pemerintah akan pelaksanaan inovasi.
Fullan (1996) mengkategorikan 3 faktor kunci yang mempengaruhi proses penerapan inovasi  dalam bidang pendidikan yakni, karakteristik perubahan, karakteristik lokal dan faktor eksternal.
1)   Karakteristik Perubahan:
a)   Kebutuhan
b)   Kejelasan
c)   Kompleksitas
d)  Kualitas
2)   Karakteristik Lokal:  
a)   Wilayah       
b)   Komunitas   
c)   Kepala Sekolah
3)   Faktor Eksternal:
Faktor eksternal yang mempengaruhi yaitu Pemerintah dan Agen Lain
Banyak inovasi di sekolah diterapkan tanpa memperhatikan kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah, kebutuhan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh seorang guru tidak merasa perlu adanya inovasi berupa penggunaan komputer dalam pembelajaran karena menurutnya siswa-siswinya belum dapat mengoperasikan komputer. Bila inovasi ini diteruskan maka dana untuk pengadaan komputer akan terbuang dengan sia-sia.
Masalah lain yang dialami dalam proses penerapan inovasi adalah kejelasan. Masalah kejelasan ini selalu ditemukan dalam setiap penelitian tentang inovasi. Banyak guru sebagai pengadopsi inovasi tidak dapat mengidentifikasi apa esensi dari inovasi yang sedang diterapkan. Hal ini tentu saja membuat proses adopsi inovasi tidak berjalan dengan baik.
Kompleksitas juga dapat mempengaruhi proses adopsi inovasi. Kompleksitas yang dimaksud di sini adalah, kompleksitas yang berkaitan dengan tingkat tanggung jawab individu yang terlibat dalam proses implementasi. Jumlah individu yang besar pada satu sisi dapat menguntungkan karena dapat mempercepat pekerjaan, tapi pada sisi yang lain dapat juga menyebabkan kegagalan karena kompleksnya masalah tanggung jawab individu yang terlibat dalam inovasi ini.
Kualitas dari bahan-bahan atau sumber-sumber yang digunakan dalam penerapan inovasi juga mempengaruhi proses penerimaan inovasi. Dengan bahan-bahan yang berkualitas tentu saja membuat inovasi cepat diterima oleh masyarakat. Kualitas ini juga terkait dengan masalah kebutuhan, kejelasan dan kompleksitas.
Wilayah yang dimaksudkan di sini adalah, penguasa atau penentu kebijakan. Inovasi dalam bidang pendidikan yang tidak akan berhasil dengan baik bila tidak ada dukungan dan sikap menerima dari penentu kebijakan baik secara lokal maupun wilayah. Dengan contoh sikap dan dukungan ini maka guru akan selalu berusaha mengembangkan inovasi dan tidak  akan bersikap apatis terhadap inovasi.

7.    Dalam menerapkan inovasi, terkadang karakteristik komunitas diabaikan. Kestabilan politik yang terjadi di suatu komunitas masyarakat merupakan syarat utama dalam penerapan inovasi. Pada komunitas yang sedang mengalami konflik, yang terpikirkan oleh masyarakatnya adalah bagaimana menyelamatkan nasib mereka bukan memikirkan menerima inovasi.
8.    Sekolah adalah, unit atau pusat dari adanya perubahan yang ditandai oleh adanya inovasi. Oleh karena itu kepala sekolah memegang peranan penting dalam hal ini, karena kepala sekolah merupakan orang yang dapat membentuk kondisi organisasi seperti mengembangkan tujuan, mengkolaborasikan struktur dan iklim organisasi dan merumuskan prosedur pengawasan.
9.    Karakteristik guru juga memegang peranan penting dalam penerapan inovasi. Kepribadian, jenjang karir membuat guru merasa lebih teraktualisasi diri sehingga berdampak pada sukses tidaknya penerapan inovasi. Kerja sama yang baik antarsesama guru membuat inovasi dapat diterapkan dengan baik.
10.     Prioritas pendidikan bagi provinsi dan nasional ditentukan oleh birokrasi pemerintahan. Hal ini membuat proses penerapan inovasi dalam bidang pendidikan sulit tercapai karena kurang koordinasi antarbirokrasi pemerintahan.
11.     Selain hal-hal tersebut di atas, faktor yang mempengaruhi inovasi dalam bidang pendidikan adalah kecepatan adopsi suatu inovasi. Kecepatan adopsi adalah tingkat kecepatan penerimaan inovasi oleh anggota sistem sosial. Kecepatan ini biasanya diukur dengan jumlah penerima yang mengadopsi suatu ide baru dalam suatu periode waktu tertentu.
a.    Pandangan terhadap Pendidikan
b.    Pertambahan Penduduk
c.    Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d.   Tuntutan adanya proses Pendidikan yang Relavan


BAB III
KESIMPULAN

Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap ijuga di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan.
Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.
















DAFTAR PUSTAKA

Sani Mahmud, Pengantar Ilmu Pendidikan. Scientifica press. 2009
Suharsimi Arikunto,konsep perkembangan kurikulum pendidikan islam.UIN Jogja 2009
A. Mas’ud. Antologi Studi Agama dan Pendidikan. Aneka Ilmu. 2004
Robi’in muhammad. Artikel,Pendidikan Profit orientied. Majalah Gontor. 2011
N.I. Wahyudi. Sistematika Ajaran Islam. Depag Jatim. 1997
Depdiknas Ban PT, Modul kelayakan Lembaga Pendidikan. 2008
Robi’in Muhammad, Alternatif Pembelajaran Global, 2010



- Copyright © channel ulama - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -