Friday, 18 December 2015
MAKALAH PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN
Tentang
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan
Disusun Oleh:
Kelompok : 6
1.
Andriadi
2.
Edo Nugraha
3.
Jafrian Cahyupa
4.
Mahyudi
5.
Putra Jeki Akbar
6.
Werizal Gufron
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP-PGSD WIDYASWARA INDONESIA
TA-2012/2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan lingkungan lokal, regional, dan internasional saat
ini berimplikasi terhadap penanganan penyelenggaraan pendidikan pada setiap
jenjang pendidikan yang ada. Berkaitan dengan perkembangan tersebut, kebutuhan
untuk memenuhi tuntutan meningkatkan mutu pendidikan sangat mendesak terutama
dengan ketatnya kompetitif antar bangsa di dunia dalam saaat ini. Sehubungan
dengan hal ini, paling sedikit ada tiga fokus utama yang perlu diatasi dalam
penyelenggaraan pendidikan nasional, yaitu: (i) upaya peningkatan mutu
pendidikan; (ii) relevansi yang tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan, dan
(iii) tata kelola pendidikan yang kuat. Depdiknas menempatkan ketiga hal
tersebut dalam rencana strategis pembangunan pendidikan nasional tahun
2004-2009, namun disadari bahwa ketiganya tetap mendesak dan relevan dalam
penyelenggaraan pendidikan nasional pada waktu yang akan datang.
Atas dasar itu, Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan
(Puslitjaknov) Balitbang Depdiknas dalam simposium nasional hasil penelitian
pendidikan pada tahun 2009 mengangkat peningkatan mutu pendidikan, relevansi,
dan penguatan tata kelola sebagai tema.
Simposium nasional penelitian dan inovasi pendidikan tahun 2009 merupakan
agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Puslitjaknov Balitbang Depdiknas
sebagai wahana dan wadah untuk menjaring informasi hasil penelitian,
pengembangan, dan gagasan inovatif yang bermanfaat dalam memberikan bahan
masukan bagi pengambilan kebijakan pendidikan nasional. Kata inovasi seringkali
dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dapat dikategorikan
sebagai inovasi. Rogers (1983 : 11) memberikan batasan yang dimaksud dengan
inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau objek benda yang dipandang baru
oleh seseorang atau kelompok adopter lain. Kata "baru" bersifat
sangat relatif, bisa karena seseorang baru mengetahui, atau bisa juga karena
baru mau menerima meskipun sudah lama tahu.
B. Tujuan Penulisan
1.
Menambah pengetahuan tentang ilmu
Pendidikan di Indonesia
2.
Merubah pola pikir dan cara
pandang hidup dalam masyarakat
3.
Mengembangkan potensi akademik
yang di milki oleh penulis
4.
Mengetahui tingkat pendidikan
yang ada di Indonesia
C. Manfaat
1.
Dapat menambah wawasan tentang
pendidikan global
2.
Dapat meningkatkan pengetahuan
ilmu pendidikan yang ada di Indonesia
3.
Meningkatkan dan mengembangkan
kualitas pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
4.
Mengetahui peran pendidikan dalam
kehidupan bermasyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi Pendidikan
(Mahmud Sani, 2009:160). Inovasi
Pendidikan adalah suatu pembaharuan dalam pendidikan baik menyangkut ide,
praktek, metode atau obyek dan secara kualitatif berbeda dari hal-hal yang ada
sebelumnya dan sengaja di usahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai
tujuan pendidikan dan memecahkan masalah pendidikan.
B. Pentingnya Inovasi Pendidikan
Karena pendidikan di laksanakan
oleh manusia sejak lahir dan terus mengalami perubahan dan perkembangan,
sehingga beberapa sumber mengemukakan hal-hal yang memaksa adanya inovasi
pendidikan yaitu :
1.
Besarnya Eksplorasi penduduk
2.
Melonjaknya aspirasi di kalangan
rakyat luas, yang menambah makin berat dan mendesaknya tekanan keperluan
penduduk yang lebih banyak dan lebih baik.
3.
Kurangnya sumber
4.
Kelemahan Sistem
5.
Belum mekarnya alat organisasi
yang efektif
Sedangkan
tujuan dari inovasi pendidikan, yaitu :
1.
Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang di hasilkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2.
Mengusahakan terselengaranya
pendidikan sekolah maupun luar sekolah, bagi setiap warga negara.
C. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Inovasi
Pendidikan
Lembaga pendidikan formal atau
sekolah sebagai suatu subsistem dari sistem sosial saling mempengaruhi dengan
sistem sosial tersebut. Jika terjadi perubahan dalam sistem sosial maka terjadi
pula perubahan dalam lembaga pendidikan. Sebagai contoh bila dalam masyarakat
dibutuhkan seorang ahli atau orang yang mempunyai keterampilan dalam bidang
komputer, maka lembaga pendidikan akan mengadakan program pendidikan dalam
bidang komputer. Jadi jelaslah bahwa hubungan antara lembaga pendidikan sangat
erat dengan sistem sosial.
Seperti telah dijelaskan
sebelumnya bahwa dalam lembaga pendidikan formal seperti sekolah dapat
diciptakan inovasi-inovasi baru dalam setiap komponennya. Inovasi ini harus
disebarkan agar terjadi perubahan sosial. Usaha penyebaran inovasi ini bukan
hal yang mudah untuk dilaksanakan. Ada kalanya inovasi cepat diterima oleh
masyarakat, terkadang sulit untuk diterima. Oleh karena itu keberhasilan suatu inovasi
ditentukan oleh banyak faktor. Di bawah ini merupakan enam faktor utama
penghambat inovasi yang dikemukakan oleh Ibrahim, antara lain.
1.
Estimasi tidak tepat terhadap
inovasi
Hambatan yang disebabkan oleh tidak tepatnya
perencanaan atau estimasi dalam proses difusi inovasi antara lain, tidak tepat
dalam mempertimbangkan implementasi inovasi, kurang adanya kerja sama
antarpelaksana inovasi, tidak adanya persamaan pendapat tentang tujuan yang
akan dicapai, tidak jelas struktur pengambilan keputusan, komunikasi yang tidak
lancar, adanya tekanan dari pemerintah untuk mempercepat hasil inovasi dalam
waktu yang sangat singkat.
Oleh
karena itu para pelaksana inovasi agar benar-benar merencanakan dan
mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi pada tempat yang menjadi
sasaran inovasi.
2.
Konflik dan motivasi
Hambatan ini diakibatkan karena
adanya masalah-masalah pribadi, seperti adanya pertentangan antaranggota
tim, adanya rasa iri antara anggota yang satu dengan yang lain, ada anggota tim
yang tidak semangat kerja, pimpinan yang terlalu kaku dan berpandangan sempit,
kurang adanya penguatan atau hadiah terhadap anggota yang melaksanakan tugas
dengan baik.
3.
Inovasi tidak berkembang
Inovasi tidak berkembang karena
hal-hal seperti, lambatnya material yang diterima, alokasi dana yang tidak
tepat, terjadi inflasi, pergantian pengurus yang terlalu cepat sehingga
mengganggu kontinuitas tugas.
4.
Masalah keuangan
Termasuk dalam hambatan keuangan
yaitu tidak memadainya dana dari pemerintah daerah atau pemerintah pusat,
kondisi perekonomian secara nasional dan penundaan penyampaian dana. Oleh
karena itu dituntut kemampuan untuk mencari sumber-sumber dana lain yang akan
digunakan untuk pembiayaan pelaksanaan inovasi.
5.
Penolakan inovasi dari kelompok
tertentu
Penolakan inovasi yang dimaksud
bukan penolakan karena kurang dana atau masalah personalia, tetapi penolakan
masuknya inovasi karena beberapa faktor berikut, yaitu adanya
pertentangan dalam memandang inovasi, adanya kecurigaan masyarakat akan
masuknya inovasi tersebut.
6.
Kurang adanya hubungan social
Faktor terakhir ini terdiri dari
dua hal, yaitu hubungan antaranggota kelompok pelaksana inovasi dan hubungan
dengan masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya ketidakharmonisan
antaranggota proyek inovasi.
Selain
faktor-faktor utama penghambat inovasi tersebut di atas ada faktor lain yang
menghambat inovasi dalam bidang pendidikan, faktor tersebut adalah:
a.
Faktor
kegiatan pembelajaran
Kegiatan belajar-mengajar adalah suatu
kegiatan yang berlangsung selama kegiatan pengajaran terjadi. Dalam kegiatan
belajar-mengajar ini terjadi interaksi antara guru dan siswa. Keberhasilan
kegiatan belajar-mengajar ditentukan oleh pribadi guru dan pribadi siswa itu
sendiri.
Sebagai contoh penggunaan
internet sebagai salah satu inovasi pendidikan akan sulit diterapkan bila
pribadi guru tidak dapat menerima penggunaan internet tersebut.
b.
Faktor
Internal dan Ekternal
Faktor internal yang dimaksud di
sini adalah siswa. Siswa mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses
penerimaan inovasi pendidikan karena dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang
akan dicapai adalah perubahan tingkah laku siswa. Jadi dalam membuat keputusan
untuk melaksanakan inovasi dalam bidang pendidikan perlu memperhatikan siswa.
Faktor eksternal yang
mempengaruhi proses inovasi pendidikan adalah orang tua siswa. Peran orang tua
sebagai pendukung siswa baik moral maupun penyedia dana bagi siswa/anaknya.
Bila orang tua tidak memberikan dukungan bagi kegiatan pendidikan anaknya, maka
kegiatan pembelajaran akan terhambat, dengan terhambatnya kegiatan pembelajaran
ini maka kegiatan inovasi yang telah direncanakan akan terhambat pula.
Faktor
internal dan eksternal lain yang mempengaruhi proses penerimaan inovasi
adalah, guru, administrator, konselor yang terlibat secara langsung dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah. Ada pula ahli-ahli lain yang terlibat tidak
secara langsung dalam kegiatan pembelajaran ini seperti, penilik, pengawas,
konsultan dan juga pengusaha yang membantu dalam pengadaan fasilitas sekolah.
c.
Sistem Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia diatur dengan undang-undang yang diatur oleh pemerintah dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang tersebut diatur tentang
kurikulum, jenjang, jam belajar sampai pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
kelas. Jadi guru dan siswa tidak dapat berbuat semau mereka. Dengan adanya
aturan-aturan tersebut tentu saja kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan
baik, akan tetapi dapat saja terjadi bahwa guru atau siswa merasa terkekang
dengan adanya aturan tersebut. Guru atau siswa menjadi tidak bergairah untuk
belajar, sehingga peran mereka sebagai pendidik dan peserta didik tidak
optimal. Siswa tidak mempunyai motivasi untuk menerima pelajaran. Hal ini akan
berdampak buruk terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Begitu pula dengan guru yang tidak mempunyai motivasi dalam mengajar, ia datang
tidak tepat waktu, memberi materi pelajaran seperlunya saja, membiarkan kelas
kosong, merasa apatis terhadap tugas karena tidak diberikan kewenangan secara
penuh dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan tugasnya, akan sangat
mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Bila kegiatan pembelajaran terganggu maka
kegiatan inovasi pun ikut terganggu.
Selain hambatan-hambatan yang
telah dijelaskan di atas, dari penelitian dari beberapa ahli ditemukan
beberapa hambatan dalam penyebaran inovasi antara lain:
a.
Hambatan
geografi
Indonesia sebagai negara
kepulauan tentu saja merupakan tantangan dalam penyebaran inovasi. Hambatan
geografis mencakup jarak yang jauh, transportasi yang kurang lancar, daerah
yang terisolir, keadaan iklim yang tidak mendukung. Oleh karena itu dalam perencanaan
inovasi perlu dipertimbangkan kondisi geografis dan sarana transportasi.
b.
Hambatan sejarah
Hambatan sejarah, meliputi
hal-hal peraturan-peraturan yang diwariskan oleh kolonial, tradisi yang
bertentangan dengan inovasi.
c.
Hambatan ekonomi
Hambatan ekonomi meliputi
ketersediaannya dana dari pemerintah dan pengaruh adanya inflasi. Dari data
hasil penelitian, pelaksanaan inovasi kurang memperhitungkan perencanaan
penggunaan dana dan kurang memperhitungkan adanya inflasi.
d.
Hambatan prosedur
Termasuk dalam hambatan prosedur
ialah kurang terampilnya tenaga pelaksana inovasi, kurang koordinasi
antarbagian pelaksana inovasi, tidak cukup persediaan material yang digunakan.
e.
Hambatan personal
Hal-hal yang menjadi hambatan
personal yaitu kurang adanya penguatan (hadiah) bagi penerima dan pemakai
inovasi, orang yang memegang peranan penting dalam penyebaran inovasi tidak
terbuka, sikap kaku dan pengetahuan yang sempit dari orang-orang yang
melaksanakan inovasi serta adanya pertentangan pribadi antarpelaksana proyek
inovasi.
f.
Hambatan sosial budaya
Hambatan sosial budaya yang
dianggap penting adalah adanya pertentangan ideologi tentang proyek inovasi.
Hal lain yang termasuk dalam hambatan sosial budaya yaitu kurang adanya tukar
pikiran, perbedaan budaya dan kurang harmonisnya hubungan antara pelaksana
proyek inovasi dengan penerima inovasi.
g.
Hambatan Politik
Hambatan politik merupakan
peringkat terendah dari berbagai aspek penghambat inovasi. Adapun yang termasuk
dalam hambatan politik ialah kurangnya hubungan baik dengan pimpinan politik,
adanya pergantian pemerintah sehingga berpengaruh pada kontinuitas inovasi,
adanya keberatan dari pemerintah terhadap pelaksanaan inovasi dan kurangnya
pengertian dan perhatian dari pemerintah akan pelaksanaan inovasi.
Fullan (1996) mengkategorikan 3
faktor kunci yang mempengaruhi proses penerapan inovasi dalam bidang
pendidikan yakni, karakteristik perubahan, karakteristik lokal dan faktor
eksternal.
1)
Karakteristik Perubahan:
a)
Kebutuhan
b)
Kejelasan
c)
Kompleksitas
d)
Kualitas
2)
Karakteristik Lokal:
a)
Wilayah
b)
Komunitas
c)
Kepala Sekolah
3)
Faktor Eksternal:
Faktor eksternal yang
mempengaruhi yaitu Pemerintah dan Agen Lain
Banyak inovasi di sekolah
diterapkan tanpa memperhatikan kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah,
kebutuhan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh seorang
guru tidak merasa perlu adanya inovasi berupa penggunaan komputer dalam
pembelajaran karena menurutnya siswa-siswinya belum dapat mengoperasikan
komputer. Bila inovasi ini diteruskan maka dana untuk pengadaan komputer akan
terbuang dengan sia-sia.
Masalah lain yang dialami dalam
proses penerapan inovasi adalah kejelasan. Masalah kejelasan ini selalu
ditemukan dalam setiap penelitian tentang inovasi. Banyak guru sebagai pengadopsi
inovasi tidak dapat mengidentifikasi apa esensi dari inovasi yang sedang
diterapkan. Hal ini tentu saja membuat proses adopsi inovasi tidak berjalan
dengan baik.
Kompleksitas juga dapat
mempengaruhi proses adopsi inovasi. Kompleksitas yang dimaksud di sini adalah,
kompleksitas yang berkaitan dengan tingkat tanggung jawab individu yang
terlibat dalam proses implementasi. Jumlah individu yang besar pada satu sisi
dapat menguntungkan karena dapat mempercepat pekerjaan, tapi pada sisi yang
lain dapat juga menyebabkan kegagalan karena kompleksnya masalah tanggung jawab
individu yang terlibat dalam inovasi ini.
Kualitas dari bahan-bahan atau
sumber-sumber yang digunakan dalam penerapan inovasi juga mempengaruhi proses
penerimaan inovasi. Dengan bahan-bahan yang berkualitas tentu saja membuat
inovasi cepat diterima oleh masyarakat. Kualitas ini juga terkait dengan
masalah kebutuhan, kejelasan dan kompleksitas.
Wilayah yang dimaksudkan di sini
adalah, penguasa atau penentu kebijakan. Inovasi dalam bidang pendidikan yang
tidak akan berhasil dengan baik bila tidak ada dukungan dan sikap menerima dari
penentu kebijakan baik secara lokal maupun wilayah. Dengan contoh sikap dan
dukungan ini maka guru akan selalu berusaha mengembangkan inovasi dan
tidak akan bersikap apatis terhadap inovasi.
7.
Dalam menerapkan inovasi,
terkadang karakteristik komunitas diabaikan. Kestabilan politik yang terjadi di
suatu komunitas masyarakat merupakan syarat utama dalam penerapan inovasi. Pada
komunitas yang sedang mengalami konflik, yang terpikirkan oleh masyarakatnya
adalah bagaimana menyelamatkan nasib mereka bukan memikirkan menerima inovasi.
8.
Sekolah adalah, unit atau pusat
dari adanya perubahan yang ditandai oleh adanya inovasi. Oleh karena itu kepala
sekolah memegang peranan penting dalam hal ini, karena kepala sekolah merupakan
orang yang dapat membentuk kondisi organisasi seperti mengembangkan tujuan,
mengkolaborasikan struktur dan iklim organisasi dan merumuskan prosedur
pengawasan.
9.
Karakteristik guru juga memegang
peranan penting dalam penerapan inovasi. Kepribadian, jenjang karir membuat
guru merasa lebih teraktualisasi diri sehingga berdampak pada sukses tidaknya
penerapan inovasi. Kerja sama yang baik antarsesama guru membuat inovasi dapat
diterapkan dengan baik.
10.
Prioritas pendidikan bagi
provinsi dan nasional ditentukan oleh birokrasi pemerintahan. Hal ini membuat
proses penerapan inovasi dalam bidang pendidikan sulit tercapai karena kurang
koordinasi antarbirokrasi pemerintahan.
11.
Selain hal-hal tersebut di atas,
faktor yang mempengaruhi inovasi dalam bidang pendidikan adalah kecepatan
adopsi suatu inovasi. Kecepatan adopsi adalah tingkat kecepatan penerimaan
inovasi oleh anggota sistem sosial. Kecepatan ini biasanya diukur dengan jumlah
penerima yang mengadopsi suatu ide baru dalam suatu periode waktu tertentu.
a.
Pandangan terhadap Pendidikan
b.
Pertambahan Penduduk
c.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
d.
Tuntutan adanya proses Pendidikan
yang Relavan
BAB III
KESIMPULAN
Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang
teknologi, tetap ijuga di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan
pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap
komponen system pendidikan.
Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat
menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang
kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada
outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan
masyarakat. Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan
rill apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan
latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Sani Mahmud, Pengantar Ilmu
Pendidikan. Scientifica press. 2009
Suharsimi Arikunto,konsep
perkembangan kurikulum pendidikan islam.UIN Jogja 2009
A. Mas’ud. Antologi Studi Agama
dan Pendidikan. Aneka Ilmu. 2004
Robi’in muhammad.
Artikel,Pendidikan Profit orientied. Majalah Gontor. 2011
N.I. Wahyudi. Sistematika Ajaran
Islam. Depag Jatim. 1997
Depdiknas Ban PT, Modul kelayakan
Lembaga Pendidikan. 2008
Robi’in Muhammad, Alternatif
Pembelajaran Global, 2010
Post a Comment