Friday, 1 January 2016


MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
TENTANG
PENGERTIAN BELAJAR MENURUT TEORI
scan0001                                                                                                                                        

 
Disusun Oleh:
Kelompok :
Nur rashida
Nesti mila sari
Novita sari
Refnidawati
Dosen pembimbing: desi letni


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP-PGSD WIDYASWARA INDONESIA
TA-2012/2013

KATA PENGANTAR
 Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang”Teori – Teori Belajar dan Implikasi Pembelajaran’’dengan sebaik-baiknya, sebagai mana yang diharapkan.
Meskipun kami dalam menyusun makalah ini telah berusaha semaksimal munkin, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyempurnaan makalah ini.
Dengan selesainya pembutan makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu, dan semua pihak yang memberikan bantuan kepada kami dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga makalah ini berguna bagi kami dan para pembaca khususnya.



Muara labuh, April2013


Kelompok I




DAFTAR ISI
Halaman judul
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan Penulisan
BAB 11 PEMBAHASAN
            2.1 Teori-Teori Belajar
            2.2 Implikasi Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran
BAB 111 PENUTUP
            3.1 Kesimpulan
            3.2 Kata- Kata Sulit
           
DAFTAR PUSTAKA      







BAB I
PENDAHULUAN
1.1       LATAR BELAKANG
Jika menalaah dalam teori pembelajaran ini, maka seorang guru harus memiliki kooperatif dan bijaksana dan memimplikasikan pembelajaran sehinnga guru bisa melihat perindividu siswanya secara holistik. Dan memberikan perkembangan terhadap anak jika keberhasilan akan membawa kearah yang baik terhadap kemampuan pada anak.
Sementara kegagalan dalam belajar  siswa menimbulkan kesulitan dalam pembelejaran, maka seorang guru harus memiliki kemampuan untuk meningkatkan kan motivasi siswa dalam belajar dan memberikan arahan untuk menunjang keberhasilan.
Dengan demikian sebagai guru sd, kita harus mengatauhi tentang perkembangan anak untuk tercapainya tujuan pendidikan sd, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan harus disesuaikan dengan teori-teori belajar yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran.
1.2       RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar penulis memperoleh hasil yang di inginkan,maka penulis mengemukakan rumusan masalah antara lain:
1.      Apakah tujuan teori-teori dalam pembelajaran
2.      Apakah fungsi utama dalam teori-teori belajar dan implikasinya

1.3       TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulis yang ingin di capai dalam makaah ini sebagai berikut;
1.      Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak R. Satria Ardi, S.Pd, MA Selaku dosen mata kuliah pendidikan anak di SD
2.      Untuk menambah wawasan para mahasiswa tentanng pendidikan anak di SD, sebagai pengembangan generasi penerus.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1       TEORI-TEORI BELAJAR
Di dalam teori-teori belajar kita akan menemukan beberapa teori belajar yang bersumber dari alira-alira psikologi.dibawah ini akan dikemunkakan empat jenis teori belajar yaitu ;A teori behaviorisme; B teori belajar kognitif menurut piaget; C tiori pemrosesan informasi dari gagne,  dan D teori belajar gastalt.
2.1.1        Teori Behaviorisme
Behaviorisme merupakan salah satu aliran yang memandang individu  hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental.dengan kata lain  behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.peristiwa belajar semata-semata melatih sedemikian rupa hingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Beberapa hukum belajar yang di hasilkan dari pendekatan behaviorisme.
Antaranya ;
a.       Connectionis  menurut thorndike
Dari eksperimen yang dilakukan  thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar,
Law of effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efekk yang memuaskan, maka hubungab stimulus-respons akan semakin kuat, dan sebaliknya.maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara stimulus-respons.
Law of readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kesiapan organisme itu berasal dari pendayagunaan suatu pengantar ,dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Law of exercise; yaitu bahwa hubungan antara stimulus dengan respons akan semakin bertambah erat ,jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
b.      Classical Conditioning menurt ivan pavlov
Dari eksperimen yang dilakukan pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar,
Law of respondent conditioning yakni hukum pembiasaan yang ditntut.jika dua macam stimulus dihadirkan secara stimulus yang salah satunya berfungsi sebagai raiforcer,maka refleks dan stimulus lainya akan meningkat. Law of respondent extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut jika refleks yang sudah diperkuat melalui respons.
c.       Operant menurut B.F. Skinner
Law of operant conditining yaitu jia timbulnya prilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan prilaku tersebut akan meningkat.
Law of operant extinction yaitu jika timbulnya prilaku  operant telah diperkuat melalui proses conditioning tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan prilaku tersebut akan menurun  bahan musnah’
d.      Sosial learning menurut albert bandura
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational lesarning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibanding dengan teori-teori belajar lainya.prinsip dasar belajar menurut teori ini, bawa yang di pelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi didalam peniruan
2.1.2        Teori belajar kognitif menurut piaget
Menurut piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat yaitu ;
a.       Sensori motor
b.      Pre operasional
c.       Concrete operational
d.      Formal operational
Dalam mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan implikasi teori perkembangan kognitif piaget dalm pembelajaran adalah;
a.       bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa.
b.      anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik
c.       bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
d.      berikan peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
e.       Di dalam kelas, aak-anak hendaknya diberi peluang untuk salaing berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

                                     
2.1.3        Teori pemrosesan informasi dari robert Gagne
Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya intekrasi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.sedangkan kondisin eksternal adalah rangsangan diri lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
a.       motivasi.
b.      Pemahaman
c.       Pemerolehan
d.      Penyimpanan
e.       ingatan kembali
f.        generalisasi
g.      perlakuan dan
h.      umpan balik
2.1.4        Teori belajar gastalt
Gastalt berasal darii bahasa jerman yanng mempunyai paanan arti sebagai’’bentk atau kofigurasi ‘’ pokok pandangan gastalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesutu keseluruhan yang terorganisasikan.
Terdapat empat asumsi yang mendasaari pandangan gastalt yaitu;
a.        Prilaku ’’molar’’ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan prilaku ’’molecular’’. Prilaku molecular adalah perilaku dalam bentuk kontraksi otot. Sedangkan molar adalah lebih mempunyai makna dibanding dengan prilaku ‘’molecular’’
b.       Hal penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesutu yang nampak. Misalnya, nampak dari seolah-olah sesuatu yang indah.
c.        organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau bagian peristiwa.
d.       pemberian makna terhadap suatu ransangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan suatu reaksi yang statis.
Aplikasi teori gastalt dalam proses pembelajaran antara lain:
a.       pengalaman titikan,bahwa titikan memegang peranan yang penting dalam prilaku.
b.      pembelajaran yang bermakna,makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif yan g dipelajari.
c.       prilaku bertijuan yaitu prilaku terarah pada tujuan. Prilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitanya dengan tujuan yang ingin dicapai.
d.      prisip ruang hidup.prilku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu ,materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan-keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
Transfer dalam belajar, yaitu pemindahan pola-pola prilaku dalam situasi  pembelajaran tertentu ke situasi lain transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari satu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemdan digunakan dalam memecahkan masalah dalam setuasi lain .   
2.2       IMPLIKASI TEORI-TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
2.2.1        Teori Behavioristik
a.       Pelpor dan teori Belajar Behavioristik
Tokoh behavioristik antara lain. JB.Watson,Thordike , Watson berpendapat bahwa prilaku manusia sebagai hasil pembentukan melalui lingkungan. Sedangkan thodike  berpendapat bahwa  belajar lebih bersifat meningkat bertahap dari pada karena hadirnya pemahaman.
b.      Belajar menurut teori belajar behavioristik
Menurut teori ini prilaku merupakan hal-hal yang dapat diamati dan terbentuk dengan adanya ikatan asosiatif antara stimulus dan respon. Stimulus adalah sesutu yang datang dari lingkungan yang dapat membangkitkan respons individu. Respons merupakan jawaban atas stimulus.
c.       Implikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran proses pembelajaran yang sejalan dengan paham behavioristik menekankan akan pentingnya keterampilan dan pengatahuan akademik maupun prilaku sosial sebagai hasil belajar.
2.2.2        Teori Humanisme
a.       Belajar menurut teori belajar humanisme
Teori ini memandang bahwa prilaku manusia ditentukan oleh dirinya sendiri, foktor internal dirinya dan bukan oleh kondisi lingkungan.menurue humanisme aktualisasi diri merupakan puncak dari perkembangan individu.menurut humanisme, motivasi  belajar datang dari dalam diri individu.
b.      Implikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran pandangan humanisme terhadap pembelajaran sudah memberikan penataan terhadap peran guru. Guru berperan sebagai fasilitator dan bukan sebagai pusat pembelajaran. Proses pembelajaran diarahkan pada perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor. Siswa di beri kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kesadaran indentitas dirinya.
2.2.3        Teori Kognitif
a.       Belajar menurut teori kognitif
Teori belajar kognitif berpandangan bahwa proses belajar pada manusia melibatkan proses pengenalan yang bersifat kognitif. Piaget membagi tahap perkembangan kognitif menjadi ; a] tahap sensori motor.b] periode praoperasional.c] periode operasional kongkrit.d] periode operasional formal.
b.      Implikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran
Teori piaget lebih banyak digunakan dalam pembelajaran.menurut piaget, belajar tidak harus selalu berpusat pada guru, tapi anak harus lebih aktif. Oleh karena itu anak dibimbing supaya aktif menemukan sesuatu yang dipelajarinya. Konsekuensinya, guru dituntut untuk mampu menyiapkan meteri yang akan dipelajari menjadi menarik dan menantang untuk siswa terlibat dalam proses pembelajaran.

2.2.4        Teori belajar konsep
a.       Belajar menurut teori konsep
Konsep adalah suatu abstraksi mental dari pengalaman-pengalaman responsif terhadap stimulus-stimulus. Tingkatan pencapaian konsep menurut klausmeier yaitu
1.      Tingkat kongkrit
2.      Tingkat identitas
3.      Tingkat klasifikasi
4.      Tingkat formal
b.      Implikasi teori belajar konsep dalam pembelajaran
Dalam pembelajaran konsep perlu diperhatikan langkah yang akan dilakukan,yaitu:
1.      Menyangkut penentuan tingkat pencapaian konsep. Ini didasarkan pada tuntutan kurikulum, perkembangan peserta didik dan tingkat kepentingan konsep.
2.      konsep analisis, menyakut nama, atribut-atribat kreteria dan variabel definisi, contoh-contoh dan hubungan konsep dengan konsep lainya.

2.2.5        Belajar makna
a.       Belajar menurut bermaka
Kebermaknaan suatu pembelajaran sangat mempengaruihi oleh struktur kognitif yang telah ada, stabilitas, dan kejelasan pengatahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan waktu tertentu. Dahar mengemunkakan dua prasyarat terjadinya belajar belajar bermakna,yaitu:
1.      materi yang akn dipelajari harus bermakna secara potensial
2.      anak yang akan beljar harus bertujuan belajar bermakna
3.      Implikasi teori belajar bermakna dalam pembelajaran
Dalam penarapan teorinya pada proses pembelajaran ausubel menawarkan beberapa implikasi, yaitu advance organizer, deferensial progresif, belajar superordinat dan penyusuaian integretif.


2.2.6        Teori konstruktivisme
a.       Teori belajar menurut teoru konstruktivisme
Dalam perkembangan teori ini mendapat pengaruh dari disiplin psikologi terutama psikologi kognitif  piaget yang berhubungan dengan mekanisme psikologis yang mendorong terbentukyna pengetuhan.proses tersebut dicirikan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1.      Belajar berarti membentuk makna, makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat,dengar, rasakan, dan alami.konstruksi makna ini dipengaruhi oleh pengertian ia punya.
2.      Kontruksi mana merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus seumur hidup.
3.      belajar bukan kegiatan mengumpulkan fakta melaikan lebih beroreantasi pada pengembangan berfikir dan pemikiran dengan cara membentuk pengertian yang baru.
4.      belajar bukanlah hasil dari perkembangan melainkan perkembangan itu sendiri suatu perkembankan yang menuntut penemuan dan pengaturan kembali pemikiran seseorang.
5.      hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungan siswa.
6.      hasil belajar tergantung pada apa yang sudah diketauhinya.
7.      bagi kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanis untuk mengumpulkan fakta.
b.      Implikasi teori konstruktivisme dalam pembelajaran
Menurut prinsip konstruktivisme, guru berperan sebagai modiator an fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan sebagaimana mestinya,sebagai fasilitator dan modiator tugas guru dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.      menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertnggung jawab dalam merancanakan aktivitas belajar, proses belajar serta hasil belajar yang diperolehnya
2.      memberikan sejumlah kegiatan yang dapat meranngsang keingintahuan siswa dan mendorong mereka ntuk meng-ekspresikan gagasan gagasanya mengkomonikasikan secara ilmiah
3.      Menyediakan serana belajar yang merangsang siswa berfikir secara produk. Guru hendaknya menciptakan rangsangan belajar melalui penyediaan situasi yang memungkinkan siswa belajar memecahkan masalah.
4.      memonitor ,mengevaluasi dan  menujukkan tingkat perkembangan berfikir siswa guru dapat menunjukkan dan mempertanyakan sejauh mana pengetauhan sisiwa untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan dengan pengetauhan yang di milikinya.   
                                              
 















BAB III
PENUTUP
3.1       KESIMPULAN
Pada pembahasan ini telah dijelaskan tentang teori-teori belajar dan implikasi dalam pembelajaran, yaitu tentang teori Behavioristik, Humanistik. dan Kontruksitivisme, telah menjelaskan bahwa bagaimana peran guru dalm belajar maupun dalm memberikan pembelajaran terhadap peserta didiknya, dalam perkembangan berfikirnya suatu proses, manusia, linkungan, yang mencakup segala aspek yang ada, hingga memberikan pengetahuan yang real pada peserta didik dan memiliki kemampuan yang luas.
Demikian yang telah dialami guru, siswa, dalam pentinggnya pengetahuan, bagaimana cara menjadi guru yang profsional, hingga akhirnya menanamkan ilmu pengetahuan pada peserta didiknya.
3.2 KATA-KATA SULIT
            a. Behaviorisme
            b.Stimulus
            c.Respons
            d.Kognitif
            e. Pemrosesan
            f. Eksperimen
            g .Refleks
            h.Humanisme
            i.Advance Organizer
            j Diferensiasi Progresif
            k. Problematik
            l.Memonitor
            n.Mediator
            m.Kontruktivisme
            p. Psikologis




DARTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suatu aspek universal yang selalu ada dan harus ada dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya pendidikan, kehidupan manusia tentu akan mengarah kepada kehidupan statis, tanpa kemajuan, bahkan akan bisa menjadi kemunduran dan kepunahan. Karena itu, menjadi fakta yang tidak terbantahkan bahwa pendidikan adalah sesuatu yang niscahya dalam kehidupan manusia.
Seiring berjalannya waktu dan semakin pesatnya tingkat intelektual serta kualitas kehidupan, maka pendidikan pun menjadi lebih kompleks. Oleh karena itu, tentu saja hal ini membutuhkan sebuah desain pendidikan dan pengajaran yang tepat yang sesuai dengan kondisinya.
Ada beberapa teori-teori tentang pedidikan belajar yang dikemukankan oleh para teoritis yang akan kita bahas, diantaranya teori gestald, teori behavior, teori kognitif, teori konstruktivistik, teori humanistik, teori sibernetik dan teori kecerdasan ganda. Masing-masing dari teori ini memiliki paham dan pendapat yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama.
Masing-masing dari teori ini memiliki cara belajar dan penilain yang juga berbeda, ciri-ciri yang berbeda. Sekarang tinggal bagi kita sebagai seorang guru untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang sejauh mana pendidikan yang telah digali oleh para ilmuwan.





1.2          TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dari tulisan ini secara umum adalah untuk melaksanakan tugas kelompok mata kuliah belajar dan pembelajaran. Secara khusus tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.     Mahasiswi mengetahui pengertian belajar dari tiap-tiap teori yang dibahas dalam makalah ini;
2.      Mahasiswi mampu membedakan teori-teori tentang belajar;
3.     Mahasiswi bisa mengklasifikasikan teori-teori tersebut;
4.     Mahasiswi mampu menyebutkan ciri-ciri dari masing-masing teori yang dibahas;
5.     Mahasiswi mengetahui cara mengimplementasikan dari masing-masing teori.

1.3        MANFAAT PENULISAN
Berdasarkan tujuan penulisan diatas, maka manfaat penulisan adalah sebagai berikut:
1.     Menambah wawasan pembaca tentang pengertian belajar menurut teori-teori dalam makalah ini;
2.     Bagi calon guru supaya dalam memperdalam pengetahuannya tentang dunia pendidikan serta tidak mengalami kesulitan sewaktu melaksanakan proses pembelajaran nantinya;





BAB II
PERMASALAHAN dan PEMBAHASAN

2.1 PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Pengertian belajar menurut gestald beserta implementasi dalam belajar
2.      Pengertian belajar menurut behavior beserta implementasi dalam belajar
3.      Pengertian belajar menurut kognitif beserta implementasi dalam belajar
4.      Pengertian belajar menurut konstruktivistik beserta implementasi dalam belajar
5.      Pengertian belajar menurut humanistik beserta implementasi dalam belajar
6.      Pengertian belajar menurut teori sibernetik beserta implementasi dalam belajar
7.      Pengertian belajar menurut kecerdasan ganda beserta implementasi dalam belajar
2.2 PEMBAHASAN
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran secara khusus menurut perspektif beberapa teori pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:
A.    Teori Gestald
1.      Pengertian Belajar Menurut Teori Gestald
menurut teori pembelajaran ini pengertian pembelajaran adalah usaha guru memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih mudah mengorganisasikannya menjadi suatu yang bermakna. Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensi mengorganisis yang terdapat pada diri siswa.
2.      Implementasi Teori Gestald Dalam Pembelajaran
Adapun bentuk-bentuk implementasi teori gestald dalam pembelajaran adalah sebagai barikut:
a.       Pengalaman tilikan (isting)
Bahwa tilikan memegang peranan penting dalam prilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam obyek atau peristiwa.
b.      Pembelajaran yang bermakna
Kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Semakin jelas makna hubungan suatu unsur maka akan semakin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal yang dipelajari peserta didik hendaknya mempunyai makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
c.       Perilaku bertujuan
Bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respon, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai.
d.      Prinsip ruang hidup
Bahwa perilaku individu mempunyai keterkaitan dengan lingkungan dimana dia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
e.       Transfer dalam belajar
Pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan gestald, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian objek dari suatu konfirmasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat.

B.     Teori Behavior
1.      Pengertian belajar menurut Teori behavior
belajar tingkah laku (behavioristik) menekankan bahwa pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diingikan) perlu latihan.
2.      Implementasi Dalam Pembelajaran Behavior
Implementasi teori beavioristik biasanya meliputi beberapa langkah sebagai berikut ini:
a.       Menentukan tujuan-tujuan intruksional;
b.      Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi “entry behavior” siswa (pengetahuan awal siswa);
c.       Menetukan materi pelajaran (pokok bahasan, topik dan lain sebagainya);
d.      Memecahkan materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil (sub pokok bahasan, sub topik dan sebagainya);
e.       Menyajikan materi pelajaran;
f.        Menentukan stimulus yang mungkin berupa pertanyaan (lisan atau tertulis), tes, latihan dan tugas-tugas;
g.      Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan;
h.      Memberikan penguatan/reinforcement (mungkin penguatan positif ataupun pengutan negatif);
i.        Memberikan stimulus baru;
j.        Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan (mengevaluasi hasil belajar).

C.    Teori Kognitif
1.      Pengertian Belajar Menurut Teori Kognitif
Pembelajaran menurut teori belajar kognitif adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. Ini sesuai dengan pengertian belajar menurut aliran kognitif yang menekankan pada kemampuan mengenal pada individu yang belajar.
Belajar menurut pandangan kognitif merupakan suatu usaha untuk mengerti tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan secara aktif oleh pelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktekkan, mengabaikan dan respon-respon lainnya guna mencapai tujuan.
Teori kognitif menekankan cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar,  mengingat dan menggunakan pengetahuannya yang telah diperoleh dan disimpan dalam pikirannya secara efektif. Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluarnya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor intern itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus.
2.      Implementasi teori kognitif dalam belajar
Implementasi teori perkembagan piaget sangat mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar, dengan mengaktifkan pembelajaran maka proses asimilasi/akomodasi pengetahuan dapat terjadi dengan baik. Sedangkan implementasi teori kognitif Bruner sangat membebaskan siswa untuk belajar sendiri. Karena itulah teori bruner ini dianggap sangat cenderung bersifat discovery (belajar dengan cara menemukan sendiri).
Adapun implementasi teori kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.       Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa;
b.      Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik;
c.       Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing;
d.      Berikan peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya;
e.       Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan berdiskusi dengan teman-temannya.

D.    Teori Konstruktivistik
1.      Pengertian Belajar Menurut Teori Kontrutivistik
Pengertian belajar menurut teori konstruktivistik adalah memfokuskan pada proses - proses pembelajaran bukannya pada perilaku belajar. Sejak pertengahan tahun 1980- an, para peneliti telah berusaha untuk mengidentifikasi bagaimana para siswa mengkontruksi / membentuk pemahaman mereka terhadap bahan yang mereka pelajari menurut konstruktivisme, melalui proses kognitif.
Para siswa menciptakan atau membentuk pengetahuan mereka sendiri melalui tingkatan dan interaksi dengan dunia. Pendekatan konstruktivis sosial juga mempertimbangkan konteks sosial yang di dalamnya pembelajaran muncul dan menekankan pentingnya interaksi sosial dan negoisasi dalam pembelajaran . Berkenaan dengan praktek kelas, pendekatan – pedekatan kontruktivis mendukung kurikulum dan pengajaran student - centered. Siswa adalah kunci pembelajaran.
Jadi, tidak seperti kaum behavioris yang mengkonsentrasikan diri pada prilaku yang dapat diobservasi secara lansung. Kaum konstruktivis memfokuskan pada proses - proses dan strategi mental yang digunakan para siswa untuk belajar. Pemahaman kita tentang pembelajaran telah berkembang sebagai dari hasil dari kemajuan - kemajuan dalam sains kognitif, studi tentang proses - proses metal yang digunakan siswa dalam berfikir dan mengingat.
2.      Implementasi Teori Konstruktivistik Dalam Pembelajaran
Terdapat beberapa implementasi penting konstruktivistik terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.       Pelajaran tidak dapat di pandang sebagai suatu transisi pengetahuan. Penyajian pengetahuan jadi tidak mendapat penekanan. Dalam kelas konstruktivistik, pembelajaran diarahkan untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa mengkontruksi pengetahuan dan memperluas pengetahuan mereka. Inisatif dan keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran merupakan hal yang utama.
b.      Perhatian tidak diarahkan hanya pada hasil belajar, tetapi juga dipusatkan pada proses berfikir atau proses mental siswa. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru juga perlu memperhatikan proses yang digunakan siswa untuk memperoleh jawaban tersebut.
c.       Perlu adanya scaffolding (dukungan atau bantuan) pada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengkontruksi pengetahuan atau dalam pemecahan masalah. Bantuan ini selain akan memotivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan kemandirian siswa, juga akan mengembangkan ZPD (zon perkembangan prokimal) siswa. 
d.      Perlu disadari akan pentingnya konteks sosial dalam pembelajaran. Pembelajaran seharusnya melibatkan negoisasi sosial dan mediasi (doottle dan camp.1999). Pedagogis lebih ditekankan pada diskusi, kolaborasi, negoisasi dan makna (ernest.1999).
e.       Perlu menciptakan situasi pembelajaran yang merangsang pengetahuan siswa, sekaligus merangsang siswa untuk dapat mengkomunikasikan ide-ide mereka.





E.     Teori Humanistik
1.      Pengertian Belajar Menurut Teori Belajar Humanistik
pembelajaran akan membawa perubahan bila orang yang belajar bebas menentukan bahan pelajaran dan cara yang dipakai untuk mempelajarinya. Pembelajaran humanistik adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuan.
2.         Implementasi Teori Humanistik Dalam Pembelajaran
Implementasi teori belajar humanistik dalam prakteknya cenderung mendorong siswa untuk berfikir induktif (dari contoh ke konsep, dari konkrit ke abstrak, dari khusus ke umum). Teori ini mementingkan faktor pengalaman (keterlibatan aktif) siswa di dalam proses pembelajaran.
Prinsip dasar humanistik yang penting diantaranya adalah:
a.       Manusia itu mempunyai kemammpuan belajar secara alami;
b.      Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan siswa mempunyai relevansi dengan maksu-maksud sendiri;
c.       Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolak.
Adapun implementasi teori humanistik adalah sebagai berikut:
a.       Lebih menunjuk pada roh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan;
b.      Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah sebagai fasilitator bagi para siswa, sedangkan guru memberi motivasi tentang kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa;
c.       Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran;
d.      Siswa berperan sebagai perilaku utama yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri;
e.       Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.



F.      TEORI SIBERNETIK
1.      Pengertian Belajar Menurut Teori Sibernetik
belajar adalah pengolahan informasi. Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada suatu proses belajarpun yang ideal untuk situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi, sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.
2.      Implementasi Teori Belajar Sibernetik
Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).

G.    TEORI KECERDASAN GANDA
1.      Pengertian Belajar Menurut Teori Kecerdasan ganda
Pokok-pokok pikiran Gardner tentang kecerdasan ganda(1993) dalam Budiningsih (2005: 113) adalah:
a.       Manusia mempunyai kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya;
b.      Kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul di bagian-bagian yang berbeda pada sistem otak dan pikiran manusia;
c.       Kecerdasan selain dapat berubah, dapat pula diajarkan kepada orang lain;
d.      Pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh.
2.      Implementasi Teori Kecerdasan Ganda Dalam Belajar
implementasi teori multiple intellegence dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.       Pada hakikatnya setiap anak didik tidak hanya memiliki satu kecerdasan, melainkan kecerdasan ganda;
b.      Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, guru harus menempatkan anak didik sesuai dengan perbedaan individualnya, antara lain perbedaan dalam kecerdasannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, maka kita dapat menarik kesimpulan yaitu semua teori yang dikemukakan oleh para ahli tersebut sangat besar manfaatnya bagi kita, baik itu teori gestald, behavior, kognitif, sibernetik, humanistik, kontrutivistik dan kecerdasan ganda.
Teori geslald lebih menekankan pada usaha guru dalam proses pembelajaran. Behavior lebih menekankan pada usaha guru untuk mengubah tingkah laku siswa dengan menyediakan lingkungan. Kognitif menekankan pada cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir dan memahami sesuatu. Sibernetik menekankan kepada pengolahan informasi. Humanistik menekankan kepada kebebasan kepada siswa dalam menentukan pelajarannya. Kontrutivistik menekankan pada proses pelajaran dan bukan pada perilaku belajar dan kecerdasan ganda lebih menekankan pada kemampuan yang dimiliki siswa.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran, diantaranya:
1.      Sebagai mahasiswa kita harus menunjang pendidikan belajar dan pembelajaran;
2.      Sebagai calon guru, kita harus bisa mempelajari tentang teori tentang belajar supaya dapat mengembangkan secara efektif.





     

- Copyright © channel ulama - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -