Monday, 8 February 2016
Pengertian Tanda I’rob Isim Mutsanna/Tatsniyah dan Mulhaq-nya » Alfiyah Bait 32-33-34
بِالأَلِفِ ارْفَع الْمُثَنَّى وَكِلاَ ¤ إذَا بِمُـــضْمَرٍ مُضَــافَاً وُصِلاَ
Rofa’-kanlah! dengan tanda Alif terhadap Isim
Mutsanna, juga lafadz Kilaa apabila tersambung langsung dengan Dhamir, dengan
menjadi Mudhaf.
كِلْتَا كَذَاكَ اثْنَانِ وَاثْنَتَانِ ¤ كَابْنَــيْنِ وَابْنَتَيْــنِ يَجْــرِيَانِ
Juga
(Rofa’ dg tanda Alif) lafadz Kiltaa, begitupun juga lafadz Itsnaani dan
Itsnataani sama (I’rob-nya) dengan lafadz Ibnaini dan Ibnataini keduanya contoh
yang di jar-kan.
وَتَخْلُفُ الْيَا فِي جَمِيْعِهَا الأَلِفْ ¤ جَــــرًّا وَنَصْـــبَاً بَعْدَ فَتْـــحٍ قَدْ أُلِفْ
Ya’
menggantikan Alif (tanda Rofa’) pada semua lafadz tsb (Mutsanna dan
Mulhaq-mulhaqnya) ketika Jar dan Nashab-nya, terletak setelah harakah Fathah
yang tetap dipertahankan.
Telah disebutkan sebelumnya tanda I’rab dengan
huruf sebagai pengganti dari I’rab Harakah yaitu pada Asmaus-Sittah. Selanjutnya
pada Bait ini, Kiyai Mushannif Ibnu Malik menerangkan tentang I’rab pengganti
asal bagian kedua, yaitu untuk tanda I’rob Isim Mutsanna (Kata benda dual) dan
Muhaqnya (Isim yang diserupakan Isim Tatsniyah/Mutsanna).
Definisi Isim Tatsniyah/Mutsanna dalam
ilmu nahwu dan Sharaf adalah: Satu lafazh kalimah yg menunjukkan dua
buah objek, dikarenakan ada penambahan huruf zaidah di akhirnya, dapat dibentuk
mufrad/tunggal beserta dapat dipisah dan diathafkan terdiri dari dua lafazh yang
sama. Contoh Isim Tatsniyah:
زَيْدَانِ, ضَرْبَانِ, مُسْلِمَانِ
Dua Zaid,
dua pukulan, dua orang Muslim.
4 macam kategori lafazh kalimah tidak
bisa dikatakan Isim Tatsniyah/Mutsanna:
1. Lafazh menunjukkan dua objek,
tapi bukan sebab huruf tambahan. Contoh:
شَفْعٌ
Sepasang
2. Lafazh ada tambahan huruf
zaidah semisal Isim Tatsniyah, tapi tidak menunjukkan dua objek. Contoh:
- Menunjukkan Mufrad/tunggal dari isim sifat:
رَجْلاَنُ، رَحْمَانُ، شَبْعَانُ، جَوْعَانُ، سَكْرانُ، نَدْمَانُ
Pejalan
kaki, pengasih, yang kenyang, yang lapar, yang mabuk, tukang
minum.
- Menunjukkan Mufrad/tunggal dari isim alam / nama:
عُثْمَانُ، عَفَّانُ، حَسَانُ
Utsman,
‘Affan, Hasan
- Menunjukkan Jamak dari jama’ taksir:
صِنْوَانٌ, غِلْمَانٌ, صِرْدَانٌ, رُغْفَانٌ, جُرْذَانٌ
Saudara-saudara sekandung, anak-anak muda,
kumpulan burung-burung sejenis, adonan-adonan roti/keju, kumpulan
tikus-tikus.
Masing-masing ketiga jenis
contoh-contoh kalimah diatas di-I’rab dengan Harkah Zhahir pada Nun shighah
bukan Nun maqom tanwin, sedangkan Alifnya adalah Lazim pada semua I’rabnya.
3. Lafazh menunjukkan dua buah tapi tidak dapat
dimufrodkan/tunggal. Contoh:اثْنَانِ
Dua
Tidak bisa dimufrodkan atau tidak bisa membuang
huruf zaidah atau tidak bisa dilafalkan اثْنٌ.
4. Lafazh menunjukkan dua buah objek, ada tambahan huruf
zaidah, bisa dimufrodkan/tunggal, bisa dipisah berikut diathafkan tapi bukan
terdiri dari dua lafazh yang sama. Contoh sebagaimana orang arab mengatakan:القَمَرَيْنِ
Dua
planet yg menyinari bumi
Karena setelah dipisah dan di-athafkan menjadi
الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ
اَبَوَيْنِ
Dua orang
tua.
Karena setelah dipisah dan di-athafkan menjadi
الأَبُ والأُمُّ
Tanda I’rob Isim Mutsanna/Tatsniyah
Tanda I’rob untuk Isim Mutsanna adalah Rofa’
dengan huruf Alif sebagai ganti dari I’rob asal harakah Dhammah, Nashab dengan
Huruf Ya’ sebagai ganti dari Fathah juga Jar dengan huruf Ya’ sebagai ganti dari
Kasroh. Contoh:
قَالَ رَجُلاَنِ مِنَ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمَا
Berkatalah dua orang diantara orang-orang
yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas
keduanya.
فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلاَنِ هَذَا مِنْ شِيعَتِهِ وَهَذَا مِنْ عَدُوِّهِ
didapatinya di dalam kota itu dua orang
laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan
seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir’aun).
قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا
Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada
dua golongan yang telah bertemu (bertempur).
Demikianlah I’rob Isim Tatsniyah menurut sebagian
besar logat orang Arab. Dan sebagian lain (logat bani Kinanah, Bani Harits
bin Ka’ab, bani ‘Ambar, bani Bakar bin Wa’il, bani Zubaid, bani Kats’am, bani
Hamdan, bani ‘Udzrah) mengamalkan Isim Mutsanna dan Mulhaqnya dengan tanda
Alif secara muthlaq; baik rofa’, nashab dan jarnya. contoh:
جَاءَ الزَّيْدَانِ كِلاَهُمَا- رَأَيْتُ الزَّيْدَانِ كِلاَهُمَا- مَرَرْتُ بِالزَّيْدَانِ كِلاَهُمَا
Dua Zaid
telah datang kedua-duanya – Aku melihat dua Zaid kedua-duanya – Aku bertemu
dengan dua Zaid kedua-duanya.
Demikian juga sebagian Qiraah membaca Inna ditasydid pada Ayat:قَالُوا إِنْ هَذَانِ لَسَاحِرَانِ
Mereka
berkata: “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli
sihir…”
Nabi bersabda:لاَ وِترَانِ فِي لَيْلَةٍ
Tidaklah
dua Witir dalam satu malam.
Tanda I’rob Muhaq kepada
Isim Mutsanna/Tatsniyah
Termasuk juga untuk I’rob Isim yang diserupakan
atau di-mulhaq-kan dengan Isim Mutsanna atau dikenal dengan sebutan Mulhaq
Mutsanna, yaitu setiap isim/kata benda yang kurang mencukupi syarat definisi
Isim Mutsanna. Di antara isim-isim mulhaq tsb. Sebagaimana disebutkan dalam bait
adalah:
Kilaa dan kiltaa (كِلاَ وكِلْتَا), dengan
prosedur sbb:
1.
Diberlakukan seperti I’rab Isim Mutsanna, apabila Mudhaf pada Isim Dhamir.
Contoh:
جَاءَنِيْ كِلاَهُمَا وَرَأَيْتُ كِلَيْهِمَا وََمَرَرْتُ بِكِلَيْهِمَا
Keduanya (male) mendatangiku, Aku melihat
keduanya, Aku bertemu dengan keduanya
وَجَاءَتْنِيْ كِلْتَاهُمَا وَرَأَيْتُ كِلْتَيْهِِمَا وَمَرَرْتُ بِكِلْتَيْهِمَا
Keduanya (female) mendatangiku, Aku melihat keduanya, Aku
bertemu dengan keduanya
العِلْمُ وَالعَمَلُ كِلاَهُمَا مَطْلُوْبٌ
Ilmu dan
Amal, kedua-duanya dituntut.
إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ
Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah”
2.
Diberlakukan seperti I’rab Isim Maqshur (tetap menggunakan Alif, pada
Rafa’/Nashab/Jar). Apabila Mudhaf pada Isim Zhahir. Contoh:
جَائَنِيْ كِلاَ الرَّجُلَيْنِ وَكِلْتَا الْمَرْأَتَيْنِ وَرَأَيْتُ كِلاَ الرَّجُلَيْنِ وَكِلْتَا الْمَرْأَتَيْنِ وَمَرَرْتُ بِكِلاَ الرَّجُلَيْنِ وَكِلْتَا الْمَرْأَتَيْنِ
Datang
kepadaku kedua pria dan kedua wanita itu. Aku melihat kedua pria dan kedua
wanita itu. Aku berjumpa dengan kedua pria dan kedua wanita
itu.
كِلْتَا الْجَنَّتَيْنِ آتَتْ أُكُلَهَا
Kedua
buah kebun itu menghasilkan buahnya
Itsnaani dan Itsnataaani (اثْنَانِ واثْنَتَانِ), dengan prosedur
sbb:
Diberlakukan Hukum I’rab
seperti Isim Mutsanna tanpa syarat, sebagaimana contoh Isim Mutsanna/Tatsniyah
lafazh Ibnaani dan Ibnataani (ابْنَانِ وابْنَتَانِ).
Contoh:
حَضَرَ مِنَ الضُّيُوْفِ اثْنَانِ
Telah
hadir dua orang dari tamu-tamu itu.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا شَهَادَةُ بَيْنِكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ حِينَ الْوَصِيَّةِ اثْنَانِ ذَوَا عَدْلٍ مِنْكُمْ
Hai
orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang
dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang
adil di antara kamu…
Kesimpulan penjelasan Bait: Isim
Mutsanna/Tatsniyah di rofa’-kan dengan Alif, demikian juga Kilaa dan Kiltaa
dengan syarat mudhaf dan mudhaf ilaih-nya harus isim dhamir. Sedangkan itsnaani
dan itsnataani diberlakukan seperi Isim Mutsanna sebagaimana Ibnaani dan
ibnataani. Adapun ketika dalam keadaan Nashab atau Jar, maka tanda irob-nya
adalah Ya’ menempati tempatnya Alif ketika Rofa’. Semua tanda irab Isim Mutsanna
dan mulhaq-nya jatuh sesudah harakah Fathah, karena fathah ini biasa berlaku
untuk alif Tatsniyah. Maka tetap dipertahankan ketika bersama dengan Ya’.
Post a Comment