Friday, 1 January 2016
PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK
USIA DINI
PERKEMBANGAN
SOSIAL EMOSIONAL
1.
PERKEMBANGAN EMOSI
A.
Pengertian Emosi
Emosi
adalah suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan / pikiran yang
ditandai oleh perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang.
Menurut
para ahli, Pengertian Emosi :
1.
Menurut Goleman (1995:411) “emosi merujuk pada suatu perasaan atau
pikiran-pikiran khas,suatu keadaan biologis dan psikologis serta rangkaian
kecenderungan untuk bertindak”.
2.Menurut
Syamsuddin (1990:69) mengemukakan “emosi merupakan suatu suasana yang kompleks
dan getaran jiwa yang meyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya
suatu perilaku.”
B.Mekanisme
Emosi
Proses
terjadinya emosi dalam diri seseorang menurut Lewis and Rose Blumada ada 5
tahapan, yaitu :
1.Elicitors yaitu
: adanya dorongan berupa situasi atau peristiwa.
Contoh
: ada peristiwa kebakaran
2.Receptors yaitu
: Kegiatan yang berpusat pada sistem syaraf.
Contoh
: mata melihat peristiwa kebakaran maka mata berfungsi sebagai indera penerima
stimulus atau reseptor awal.
3.State yaitu
: Perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologi.
Contoh
: Gerakan reflex atau terkejut pada sesuatu yang terjadi.
4.Expression yaitu
: Terjadinya perubahan pada rasiologis.
Contoh
: Tubuh tegang, suara keras dan berlari kencang menjauh.
5.Experience yaitu
: Persepsi dan interpretasi individu pada kondisi emosionalnya.
Menurut
Syamsuddin Kelima komponen tadi digambarkan dalam 3 variabel yaitu :
1.Variabel
Stimulus, yaitu rangsangan yang menimbulkan Emosi
2.Variabel
Organismik, yaitu perubahan fisiologis yang terjadi saat mengalami emosi
3.Variabel
Respon, yaitu pada sambutan ekspresif atas terjadinya pengalaman emosi
C.Fungsi
Emosi
Fungsi
dan peranan pada perkembangan anak adalah :
1.Merupakan
bentuk komunikasi.
2.Emosi
berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan
lingkungan sosialnya.
3.Emosi
dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
4.Tingkah
laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan.
5.Ketegangan
emosi yang di miliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktivitas motorik
dan mental anak.
D.Jenis
Emosi
Menurut
Stewart at all (1985) mengutarakan perasaan senang, marah, takut dan sedih
sebagai basic emotions.
1.gembira,
pada umumnya perasaan gembira dan senang di ekspresikan dengan tersenyum
(tertawa) . perasaan gembira ini juga ada dalam aktivitas kreatif pada saat
menemukan sesuatu, mencapai kemenangan ataupun aktivitas reduksi stres.
2.
marah, dapat terjadi pada saat individu merasa dihambat, frustasi karena tidak
mencapai yang diinginkan, dicerca orang, atau dihadapkan pada suatu tuntutan
yang berlawanan dengan keinginannya.
3.Takut,
perasaan takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya.
4.Sedih,
dalam kehidupan individu akan merasa sedih pada saat ia berpisah dari yang
lain,terutama berpisah dengan orang-orang yang dicintainya.
Dari
ke empat emosi dasar ini dapat berkembang menjadi berbagai macam emosi yang di
klasifikasikan kedalam kelompok emosi positif dan emosi negative.
KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA TAMAN KANAK – KANAK
Pada usia dini fase ini merupakan saat ketidakseimbangan dimana anak
mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit di bimbing dan
diarahkan. Menurut Hurlock(1978) perkembangan emosi ini mencolok pada saat anak
berusia 2,5-3,5 tahun dan 5,5-6,5 tahun.
A.Ciri
Utama Reaksi Emosi Pada Anak
Karakteristik
reaksi emosi pada anak antara lain :
1.Reaksi
emosi anak sangat kuat. dalam hal kekuatan, makin bertambahnya usia anak, dan
semakin bertambah matangnya emosi anak maka anak akan semakin terampil dalam
memilih dan memilih kadar keterlibatan emosionalnya.
2.Reaksi
emosi sering kali muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang diinginkannya.
Semakin emosi anak berkembang menuju kematangannya, mereka akan belajar
mengontrol diri dan memperlihatkan reaksi emosi dengan cara yang dapat diterima
lingkungan.
3.Reaksi
emosi anak mudah berubah dari satu kondisi ke kondisi lain.
4.Reaksi
emosi bersifat individual
5.Keadaan
emosi anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku yang ditampilkan.
B.Bentuk
Reaksi Emosi Pada Anak
Pada
umumnya bentuk reaksi emosi yang dimiliki anak sama dengan orang
dewasa.Perbedaannya hanya terletak pada penyebab tercetusnya reaksi emosi dan
cara untuk mengekspresikan.
Adapun
beberapa bentuk emosi umum terjadi pada awal masa anak-anak yang di kemukakan
oleh Hurlock(1993:117) adalah :
1.Amarah
Marah
sering terjadi sebagai reaksi terhadap frustasi, sakit hati dan merasa
terancam. Menurut Hurlock reaksi marah pada umumnya bias di bedakan menjadi 2
kategori besar yaitu, Marah yang implusif ( agresi ) dan Marah yang terhambat (
dikendalikan ).
2.Takut
Reaksi
takut sering diperlihatkan dengan gejala fisik yaitu : mata membelalak,
menangis, sembunyi, atau memegang orang, diam tidak bergerak.
Menurut
Hurlock berkenaan dengan rasa takut ia mengemukakan adanya reaksi emosi yang
berdekatan dengan reaksi takut, yaitu shyness atau rasa malu ,embarrassment,
khawatir, anxiety atau cemas.
a.Shyness
atau malu adalah reaksi takut yang di tandai dengan “rasa segan” berjumpa
dengan orang yang di anggap asing.
b.Embarrasment
( merasa sulit, tidak mampu, atau malu melakukan sesuatu ) merupakan reaksi
takut akan penilaian orang lain pada dirinya.
c.Khawatir
timbul disebabkan oleh rasa takut yang dibentuk oleh pikiran anak sendiri
d.
.Anxiety ( cemas ) adalah perasaan takut sesuatu yang tidak jelas dan dirasakan
oleh anak sendiri karena sifatnya subjektif.
3.Cemburu
Merupakan
reaksi normal terhadap hilangnya kasih sayang. Menurut Hurlock(1991)
reaksi ini meliputi pengunduran diri kearah bentuk perilaku yang infantile
seperti : mengompol, mengisap jempol, makan makanan yang aneh-aneh, kenakalan
yang umum, perilaku merusak.
4.Ingin
Tahu
Rasa
ingin tahu yang besar merupakan perilaku khas anak pra sekolah. Bagi mereka
kehidupan ini sangat ajaib dan menarik untuk dieksplorasi.
5.Iri
hati
Iri
hati pada saat anak merasa tidak memperoleh perhatian yang diharapkan
sebagaimana yang diperoleh teman atau kakaknya.
6.Senang
Adalah
emosi yang menyenangkan.
7.Sedih
Perasaan
sedih adalah emosi negatif yang didorong oleh perasaan kehilangan atau
ditinggalkan terutama oleh orang yang disayanginya.
8.
kasih sayang
Adanya
perasaan kasih
sayang serta kepercayaan.
2. PERKEMBANGAN
SOSIAL
Menurut
para ahli pengertian perkembangan sosial :
1.Menurut
Plato, Secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial.
2.Syamsuddin(1995:105)
mengungkapkan “Sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makhluk sosial
3.Menurut
Loree(1970:86) “Sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu (anak)
melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama
tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan serta belajar bergaul dengan bertingkah
laku seperti orang lain didalam lingkungan sosialnya.
4.Menurut
Muhibin(1999:35) Mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan proses
pembentukan pribadi dalam masyarakat.
5.Menurut
Hurlock(1978:250) Bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan
berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. “Sosialisasi adalah Kemampuan
bertingkah laku sesuai dengan norma nilai atau harapan sosial“.
PROSES
PERKEMBANGAN SOSIAL
Proses
sosialisasi tampaknya terpisah, tetapi sebenarnya saling berhubungan antara
yang satu dengan yang lainnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh
Hurlock(1978),yaitu :
1.Belajar
untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima masyarakat.
2.Belajar
memainkan peran sosial yang ada dimasyarakat.
3.Mengembangkan
sikap / tingkah laku sosial terhadap individu lain dan aktivitas sosial yang
ada di masyarakat.
KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIATAMAN KANAK – KANAK
A.
Karakteristik Dan Ciri Tingkah Laku Sosial
Dalam
perkembangan sosial anak terdapat beberapa ciri dalam setiap periode, ciri –
ciri tersebut adalah :
1.Periode
bayi
Usia
1-2 bulan, anak belum mampu untuk membesarkan objek dan benda.
Usia
3-4 bulan, mata sudah kuat melihat orang atau objek, tersenyum dengan bayi
lain.
Usia
5-9 bulan, bereaksi berbeda terhadap suara yang ramah atau tidak,kadang-kadang
agresif, memegang, melihat, mengikuti suara dan tingkah laku yang sederhana.
Usia
12 bulan, mengenal larangan.
Usia
24 bulan, Anak sudah membantu melakukan aktivitas sederhana
2.Periode
pra sekolah
Adapun
ciri – ciri sosialisasi periode pra sekolah adalah sbb :
a.membuat
kontak sosial dengan orang di luar rumahnya
b.dikenal
dengan istilah pregang age
c.hubungan
dengan orang dewasa
d.hubungan
dengan teman sebaya
e.3-4
tahun mulai bermain bersama
3.Periode
Usia Sekolah
Minat
terhadap kelompok makin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas
keluarga. Pengaruh yang timbul pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya
berikut :
a.membantu
anak untuk belajar bersama dengn orang lain danbertingkah laku yang dapat
diterima oleh kelompok
b.membantu
anak mengembangkan nilai – nilai sosial lain diluar nilainya
c.membantu
mengembangkan kepribadiannyang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional
dari rasa berkawan.
Hurlock
mengemukakan ada beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa
kanak – kanak yaitu sbb :
1.kerja
sama
2.persaingan
3.kemurahan
hati
4.hasrat
akan penerimaan sosial
5.simpati
6.empati
7.ketergantungan
8.sikap
ramah
9.meniru
10.perilaku
kedekatan
B.
Tahapan Penerimaan Sosial
Perkembangan
sosial yang dialami anak adalah proses penerimaan sosial.Berkenaan dengan
penerimaan sosial Hurlock mengemukakan beberapa tahapan (stage) dalam
penerimaan kelompok teman sebaya adalah sbb :
1.A.Reward
Cost Stage
Pada
stage ini ditandai adanya harapan yang sama, aktivitas yang sama dankedekatan
2. A.
Normative Stage
Pada
stage ini ditandai oleh dimilik nilai yang sama, sikap terhadap aturan,dan
sanksi yang diberikan biasanya terjadi pada anak kelas 4 dan 5 SD.
3. An
Emphatic Stage
Pada
Stage ini di miliknya pengertian, pembagian minat, self disclosure adanya
kedekatan yang mulai mendalam diatas kelas 6 SD
C.
Pengembangan Sosial Melalui Tahapan Bermain Sosial
Aktivitas
bermain bagi seorang anak yang memiliki peranan yang cukup besardalam
mengembangkan kecakapan sosialnya sebelum anak mulai bertemandan anak akan
menyiapkan mainan dalam menghadapi pengalaman sosialnya.Sikap yang perlu
dikembangkan melalui kegiatan bermain antara lain :
1.Sikap
Sosial
Dimana
cara bermain mendorong anak untuk meningkatkan pola berpikiregosentrisnya.
2.Belajar
berkomunikasi
Agar
anak dapat bermain dengan baik bersama orang lain, anak harus bisamengerti
sifat dan pergaulan teman – temannya.
3.Belajar
mengorganisasi
Pada
waktu anak bermain bersama orang lain, anak juga berkesempatan belajar
“berorganisasi”
4.Lebih
menghargai orang lain dan perbedaan – perbedaan
5.Menghargai
harmoni dan kompromi
Menurut
Patmonodewo menjelaskan ada 5 tingkatan dalam bermain sosial yaitu :
1.Bermain
Solitaire
Anak
– anak bermain dalam satu ruangan, mereka tidak salingmengganggu dan tidak
saling memperhatikan.
2.Bermain
sebagai penonton / pengamat
Pada
tahap ini anak mulai peduli terhadap teman – temannya yang bermain disatu
ruangan dan ia pun masih bermain sendirian.
3.Bermain
parallel
Pada
tahap ini anak bermain bersama dengan mainan yang sama dalamsatu ruangan.
4.Bermain
Asosiatif
Yaitu
permainan yang melibatkan beberapa orang anak, namun belumterorganisasi.
5.Bermain
kooperatif
Dilakukan
secara berkelompok masing – masing anak memiliki peran untuk mencapai tujuan
permainan.
FAKTOR
PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK
A.
Mengapa Perkembangan sosial Emosional Anak Beragam
Keragaman
perkembangan pada di mensi emosi dan sosial tersebut dapatterjadi individu,
antar anak dalam kelompoknya, antar jenis kelamin, bahkandapat terjadi antar
unsur yang berbeda dalam setiap diri anak.
Sikap
wajar dan memahami berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan anak akan memunculkan
sikap – sikap positif dalam memandang kasus – kasus yang menyertai perkembangan
emosi dan social pada individu atau anak yang berada di lingkungannya.
B.
Faktor – Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional
1.
Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak
menurut
setiawan jumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak prasekolah
atau tk, mampu menimbulkan gangguan yang mencemaskan para pendidik dan orang
tua.
faktor
– faktor tersebut yaitu meliputi :
a.
pengaruh keadaan individu sendiri
Keadaan
diri individu, seperti usia, keadaan fisik, intelegensi, peran seks (Hurlock)
dapat mempengaruhi perkembangan emosi individu, perlu adanya tindakan preventif
untuk menghindari dampak serius dari pengaruh emosi yang timbuldari dalam diri
anak.
b.
Konflik – Konflik dalam proses perkembangan
Didalam
menjalani fase – fase perkembangan tiap anak harus melalui beberapa macam
konflik yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses tetapi ada juga anak yang
mengalami gangguan atau hambatan dalam menghadapi konflik – konflik ini
c.
Sebab – sebab lingkungan
Anak
– anak hidup dalam 3 macam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan emosi.
ketiga faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan tersebut adalah
1.
Lingkungan keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan emosi anak– anak usia
pra sekolah.
2.
Lingkungan sekitarnya
Kondisi
lingkungan disekitar akan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku serta
perkembangan emosi dan pribadi anak.Lingkungan yang dapat mempengaruhi emosi
pada anak bahkan mungkin menganggunya adalah :
a.Daerah
yang terlalu padat
b.Daerah
yang memiliki angka kejahatan tinggi
c.Kurangnya
fasilitas rekreasi
d.Tidak
adanya aktivitas yang di organisasikan dengan baik untuk anak
3.
Lingkungan sekolah
Lingkungan
sekolah yang dapat menimbulkan gangguan emosi yangmenyebabkan terjadinya
gangguan tingkah laku pada anak yaitu seperti ini :
a.Hubungan
yang kurang harmonis antara guru dan anak
b.Hubungan
yang kurang harmonis dengan teman – temannya
2.Faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Faktor
yang dapat mengganggu proses sosialisasi anak TK, soetarno berpendapat bahwa
ada 2 faktor utama yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor
lingkungan keluarga dan faktor dari luar rumah atau luar keluarga menurut
Hurlock dengan faktor 3, yaitu faktor pengalaman awal yang diterima anak.
Penjelasan
dari 2 faktor tersebut adalah :
a.Faktor
lingkungan keluarga
Keluarga
merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak.
Diantara
faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap
perkembangan sosial anak adalah hal – hal yang berkaitan dengan:
§
Status sosial ekonomi keluarga
§
Keutuhan keluarga
§
Sikap dan kebiasaan orang tua
b.Faktor
dari luar rumah
Pengalaman
sosial awal diluar rumah melengkapi pengalaman didalam rumah dan merupakan
penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anak
c.Faktor
pengaruh pengalaman sosial awal
Pengalaman
sosial awal sangat menentukan perilaku kepribadians elanjutnya
Selain
berbagai faktor diatas yang bersifat umum, faktor yang dianggap dapat
menghambat perkembangan sosial anak pra sekolah, menurut (srimaryani Deliana)
sbb :
1.Tingkah
laku agresif
Tingkah
laku agresif biasanya mulai tampak sejak usia 2 tahun, tetapi sampai usia 4
tahun tingkah laku ini masih sering muncul, terlihat dari seringnya anak TK
saling menyerang secara fisik misalnya : mendorong,memukul, atau berkelahi
2.Daya
suai kurang
Daya
suai kurang biasanya disebabkan cakrawala sosial anak yang relative masih
kurang. Masih terbatas pada situasi rumah dan sekolah
3.Pemalu
Rasa
malu biasanya sudah terlihat sejak anak sudah mengenal orang –orang
disekitarnya
4.Anak
manja
Memanjakan
anak adalah suatu sikap orang tua yang selalu mengalah pada anaknya,
membatalkan perintah, atau larangan hanya karena anak menjerit, menetang,
membantah.
5.Perilaku
berkuasa
Perilaku
berkuasa ini muncul sekitar 3 tahun dan semakin meningkat dengan bertambahnya
kesempatan
6.Perilaku
merusak
Ledakan
amarah yang dilakukan oleh anak sering disertai tindakanmerusak benda – benda
disekitarnya.
C.
Menyikapi berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak
Pertama:
Perilaku terpenting bagi guru dan orang tua adalah memiliki kesanggupan dan
kemampuan yang memadai untuk mengenali anak dan karakteristik perkembangan
emosi dan sosialnya.
Kedua:
Guru dan orang tua harus mampu menciptakan lingkungan yang kondusif dan sesuai
tuntutan perkembangan emosi dan sosial anak.
Ketiga:
Penting bagi guru atau orang tua melengkapi kemampuan dirinya dalam
menghilangkan dan menekan atau mengeliminasi faktor penyebab dan hal – hal
negatif serta perusak perkembangan emosi dan sosial pada anak pra sekolah.
KONDISI
PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK
Berbagai
Kondisi Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional Anak menurut Hurlock
dalam mengungkapkan berbagai kondisi yang mempengaruhi perkembangan sosial
emosional anak menyebutkan 3 kondisi utama sbb :
1.Kondisi
Fisik
Apabila
kondisi keseimbangan tubuh terganggu karena kelelahan kesehatan yang buruk atau
perubahan yang berasal dari perkembangan maka mereka akan mengalami emosi yang
sangat meningkat.
a.Kesehatan
yang buruk, disebabkan oleh gizi yang buruk, gangguan pencernaan atau penyakit.
b.Kondisi
yang merangsang seperti kaligata atau eksim.Setiap gangguan kronis seperti asma
atau penyakit kencing manis.
2.Kondisi
psikologis
Kondisi
psikologis dapat mempengaruhi emosi antara lain tingkat inteligensi, tingkat
aspirasi dan kecemasan berikut adalah penjelasannya :
a.Perlengkapan
intelektual yang burukAnak yang tingkat intelektualnya rendah, rata – rata
mempunyaipengendalian emosi yang kurang dibandingkan dengan anak yangpandai
pada tingkat umur yang sama.
b.Kegagalan
mencapai tingkatan aspirasi kegagalan yang berulang –ulang dapat mengakibatkan
timbulnya keadaan cemas sedikit atau banyak.
c.Kecemasan
setelah pengalaman emosi tertentu yang sangat kuat,sebagai contoh akibat
lanjutan dari pengalaman yang menakutkanakan sebagai contoh akibatkan anak
takut kepada setiap situasi yangdirasakan mengancam
3.Kondisi
lingkungan
Ketegangan
yang terus menerus, jadwal yang ketat, dan terlalu banyaknya pengalaman
menggelisahkan yang merangsang anak secara berlebihan akan berpengaruh pada
emosi anak . Berikut penjelasannya :
a.Ketegangan
yang disebabkan oleh pertengkaran dan perselisihan yang terus menerus.
Pertengkaran atau perselisihan dalam konteks interaksi sosial,sebetulnya wajar,
tetapi jika terus menerus akan mengakibatkan timbulnya emosi dan akibatnya
merusak hubungan sosial yang wajar,kekesalan yang amat kuat akan menimbulkan
keinginan anak melukai orang yang berselisih dengannya, bahkan pada tingkatan
pengendalian emosi yang rendah, akan muncul keinginan membunuh.
b.Ketegangan
yang berlebihan serta disiplin yang otoriter. Disiplin ini apabila dipaksakan
akan menimbulkan dampak buruk bagi pihak yang dikenalnya, lama kelamaan akan
timbul keinginan orangt ersebut untuk memberontak dan keluar dari aturan norma
atauaturan yang ada tersebut.
c.Sikap
orang tua yang selalu mencemaskan atau terlalu melindungi. Melindungi orang
yang sangat disayang itu baik, tetapi jika terlampau(over protective) akan
mengakibatkan penolakan dari orang yangdisayangi dan sesungguhnya sudah menjadi
sifat yang alamiah bahwa manusia tidak mau terlampau dilindungi dan diatur oleh
pihak luar.
d.Suasana
otoriter disekolah. Guru yang terlalu menuntut atau pekerjaan sekolah yang
tidak sesuai dengan kemampuan anak akan menimbulkan kemarahan. Kemudian anak
pulang kerumah dalam keadaan kesal.
Menurut
Atang setiawan (1995) faktor penyebab terjadinya gangguan tingkah laku sbb :
a.Efek
disiplin orang tua yang terlalu ketat. Manusia baik untuk mendisplinkan
seseorang tetapi jika dilakukan dengan cara memaksa dan menekan tidak akan
pernah berhasil, tekanan –tekanan akan melahirkan tekanan. maksudnya tekanan
disiplin akan ditolak dengan tekanan untuk melanggar jalan terbaik adalah
mengembangkan disiplin dengan penuh pemahaman dan kesadaran dan tanggung jawab.
b.
Hukuman terhadap respon sosial yang kurang tepat. Hukuman itu seharusnya
sesuatu yang harus dilakukan pada suatu kesalahan, tetapi bagaimana mengukur
menimbang dan menentukan bobot dan jenis hukuman merupakan hal yang pelik.
Jenis hukuman dan cara menghukum keliru, hukuman itu tidak akan mampu memperbaiki
perilaku, tetapi justru akan melahirkan pelanggaran baru karena ketidakpuasan
pelaksanaan atau penertiban hukum tersebut.
c.Konsentrasi
pemberian hadiah sebagai ganjaran bagi tingkah laku yang mengisolasi diri dari
orang lain. Cara ini adalah suatu kekeliruan dalam memahami perilaku
yangberguna dan fungsional bagi anak, baik bagi kehidupannya kini maupun esok.
Pandangan yang keliru bahwa diam itu emas, sendiri lebih baik dari bergabung
dan akan mengakibatkan kekeliruan dalam menilai hakikat sosial dan akan
menyertai kekeliruan selanjutnya. agar tidak keliru hendaklah pijakan pemberian
hadiah diukur dengan cara lain contoh : Prestasi dan Keunggulan.
d.Kurangnya
kesempatan untuk belajar dan melatih keahlian. Berdasarkan kajian sebelumnya,
ternyata emosi dan sosial lebih pada suatu bentuk perilaku yang membutuhkan
latihan dan pembiasan – pembiasan yang bersifat khusus. Kurangnya latihan akan
mengakibatkan anak terbiasa terhadap perilaku yang kebenarannya hakiki.
Penciptaan
Kondisi Ideal Bagi Pengembangan Sosial Emosional Anak
Pada
usia pra sekolah keadaan emosi anak penuh dengan ketidakseimbangan karena anak
–anak mudah keluar dari fokus dalam arti bahwa ia gampang terbawa ledakan –
ledakan emosi sangat menjadikan mereka sulit dibimbing dan diarahkan. yang terpenting
bagi orang tua atau guru adalah dapat menyediakan kondisi ideal yang dapat
mengatasi berbagai hambatan perkembangan emosi maupun perilaku sosialanak
secara efektif.
Ciptakan
kondisi yang dapat menjamin perkembangan social emosional anak secara positif.
perkembangan positif dalam konteks perkembangan emosi maksudnya adalah mampu
menciptakan dan menyediakan kondisi yang dapat menjamin terkendalinya ekspresi
emosi dari setiap anak sehingga emosi anak terlindungi, lebih stabil dan
seimbang serta wajar dalam tampilannya,sedangkan terkait dengan pengembangan
dimensi sosial anak maksudnya adalah anak mampu melakukan interaksi sosial
serta meningkatkan keterampilan anak dalam bersosialisasi.
Hal
yang terpenting adalah perkembangan emosi dan sosial anak dapat saling
terbangun secara utuh dalam suatu kondisi yang diciptakan seperti disebutkan
diatas, berbagai keadaan yang dapat merusak perkembangan emosi dan sosial anak
dapat di hindarkan. Kondisi yang potensial akan mengganggu dapat ditekan hingga
batas minimal atau mungkin dihancurkan.
Post a Comment